Menulis Kalimat Jangan Bertele-tele
Dalam menulis kalimat, kita juga harus perhatikan efektifitas dan efisiensinya. Berikut ada contoh paragraf pendek:
Ini hari ke sekian dalam bulan Agustus, aku dengan sepeda jengki hijauku menapaki soreku yang melelahkan. Kakiku sudah letih mengayun. Kutuntun saja sepedaku yang sarat beban. Tumpukan bukuku di keranjang depan terlihat lebih kumal dari wajahku dan bajuku.
Bagaimana rasanya saat membaca kalimat di atas? Apakah tidak terganggu dengan kata ganti -ku?
Dalam satu paragraf hendaknya jangan terlalu banyak menggunakan -ku. Kata hijauku, soreku, kakiku, sepedaku, bukuku, wajahku, bajuku, tidak efektif. Seandainya -ku tidak diikutsertakan, maksud pada kalimat-kalimat itu juga tidak akan berubah, sebab pada kalimat awal sudah ada kata aku yang menjelaskan bahwa pada paragraf tersebut menggunakan subjek aku.
Jadi bisa kita tuliskan kalimat yang lebih efektif dan efisien lagi serta tidak membuat bosan pembaca, sebagai berikut:
Ini hari kesekian dalam bulan Agustus, aku dengan sepeda jengki hijau
menapaki sore yang melelahkan. Kaki sudah letih mengayun. Kutuntun
saja sepeda yang sarat beban itu. Tumpukan buku di keranjang depan
terlihat lebih kumal dari wajah dan baju.
Nah, ya, kan? Dengan penulisan paragraf di atas pun sudah jelas bahwa paragraf tersebut sedang menceritakan tentang tokoh aku.
Ada juga, kata 'ke sekian' yang telah kita koreksi menjadi 'kesekian'. Kata tersebut menunjukkan urutan, bukan tujuan, jadi harus ditulis serangkai. Contoh untuk kata 'ke' yang menunjukkan tujuan: ke mana, ke kota, ke rumahmu, dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar